Showing posts with label kebudayaan. Show all posts
Showing posts with label kebudayaan. Show all posts
Sunday, January 6, 2013

NU moderat, Konservatif atau Liberal?

<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizEjRfAaNzA4uhJ8fpyDV5-QqvGKfnsuTZW9NRv9fWVjYM8B-k5QN-jUy3ssg0qPZtZpKBE2yELIYe8DYfklrSzXvC9fmtXMOp0SFKwwMvXR6NNKApl2BpwJr9IWMYP8fkDHCv4RJ_9A/s1600/nu.jpg" alt="NU nahdlatul ulama"/>
NU

NU moderat, Konservatif atau Liberal? bagi umat islam indonesia tentu sudah tahu apa dan siapa nu,apa lagi indonesia merupakan mayoritas penduduknya beragama islam sejarah masuknya klik disini. disini saya hanya mau menjelaskan sedikit tentang jalur pemikiran organisasi islam
READ MORE - NU moderat, Konservatif atau Liberal? belajar komputer
Monday, December 24, 2012

Daulah Mughal, Tiga Kerajaan Besar Islam Pasca Dinasti Abbasiyah (III)



Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur pada tahun 1526 keturunan Timur Lenk dari etnis Turki-Mongol. Daulah ini berpusat di India dan berkuasa selama 3 abad sampai dengan tahun 1858 M. setelah mengalahkan pasukan Ibrahim dinasti ini memerdekakan dirinya sebagai kerajaan Islam yang kuat di India.
Masa kejayaan dinasti ini terjadi ketika kepemimpinan Akbar I (1556). Adapun kemajuan peradaban dinasti mughal terbukti dalam berbagai hal. Dalam sector ekonomi mughol telah mengekspor hasil pertanian dan pertambangannya ke Eropa, Afrika , dan Asia, karena India pada waktu itu menjadi pusat ekonomi dunia. Dalam bidang pertanian Mughal telah meninggalkan kebiasaan lama dan mengganti dengan system pertanian yang efektif yaitu memanfaatkan sungai-sungai sebagai sumber pengairan tanaman mereka. Dalam sector militer dinasti Mughal sangat kuat terbukti dengan adanya pasukan kuda, gajah, jalan kaki, pengangkut barang yang sangat banyak pasukan ini sebagai benteng pertahanan daulah Mughal. Sedangkan sector keilmuan dinasti ini sangat kurang, yang terlihat sangat maju adalah bidang ekonomi seperti kerajinan tangan dan berdirinya berbagai pabrik pakaian.  
Pada tahun 1858 M kerajaan ini hancur dikalahkan oleh colonial Inggris. Selain itu juga terdapat beberapa sebab yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan ini diantaranya adalah sifat hedonis para pengusa, pemimpin yang tidak kompeten, tidak adanya perhatian khusus dalam bidang militer, dan pemberontakan yang dilakukan oleh umat hindu. Dengan propaganda inggris yang begitu manis serta memanfaatkan umat Hindu akhirnya mereka dapat meruntuhkan kerajaan Mughal.
daulah mughal adalah salah satu kerajaan islam besar setelah dinasti abbasiyah, jumlah kerajaan islam setelah daulah abbasiyah sangatlah banyak. dan yang terbesar salah satunya adalah daulah mughal, selain itu adalah daulah utsmaniyah dan safawiyah. untuk mengetahui sejarah ketiga kerajaan islam tersebut bisa di klik disini, daulah utsmaniyah, daulah safawiyah
READ MORE - Daulah Mughal, Tiga Kerajaan Besar Islam Pasca Dinasti Abbasiyah (III) belajar komputer

Daulah Safawiyah, Tiga Kerajaan Besar Islam Pasca Dinasti Abbasiyah (II)



Daulah Safawiyah berdiri pada tahun 1501 di Persia. Pendirinya adalah Syah Ismail, adapun nama Safawiyah dinisbahkan kepada nama Thariqah Safawiyah yang didirikan oleh Safiuddin Ishaq (1252-1334) di Ardabil Azerbayen. Sebenarnya Daulah Sawafiyah merupakan lembaga tasawuf atau thariqah, namun seiring berkembangnya zaman beralih menjadi gerakan religious-politik. Daulah inilah yang menjadi cikal bakal Negara Iran. Pemerintahan ini berkuasa selama 2 abad dan menganut aliran Syiah bahkan syiah dijadikan sebagai madzhab kerajaan.
Masa kejayaan dinasti ini terjadi pada kepemimpinan Syah Abbas (pemimpin ke-5). Hal ini ditandai dengan berkembangnya peradaban pertaniannya, sedangkan dalam bidang perdagangan sawafiyah sangat maju dengan menjadi penguasa jalur perdagangan antara barat dan timur. Dalam sector militernya Safawiyah berhasil mengalahkan pasukan usmaniyah yang ingin mengusai daerah kekuasaannya (Persia). Sedangkan peradaban seni dan arsitekturnya terbukti dengan berdirinya Istana Ali dan berbagai bangunan seperti Masjid yang sangat indah. Dalam bidang pendidikannya Safawiyah juga maju, hal ini terbukti dengan banyaknya lembaga-lembaga pendidikan serta lahirnya beberapa ilmuwan seperti Bahaudin al-Amili (generalis ilmu pengetahuan), Sadr al-Din al-Syirazi (filsafat), dan Muhammad Baqir (filsafat, teologi, dan sejarah).
Setelah dua abad berkuasa akhirnya dinasti ini hancur ketika masa pemerintahan Abbas III (1732-1736). Adapun runtuhnya kerajaan ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya adalah merasuknya sikap hedonis kepada para pemerintah yang mengakibatkan konflik antar saudara untuk merebut kekuasaan, lemahnya militer yang didominasi oleh budak, pemaksaan madzab kepada rakyat, serangan daulah usmaniyah, dan serangan tentara suku Afghan.
daulah safawiyah adalah salah satu kerajaan islam besar setelah dinasti abbasiyah, jumlah kerajaan islam setelah daulah abbasiyah sangatlah banyak. dan yang terbesar salah satunya adalah daulah safawiyah, selain itu adalah daulah mughal dan sutsmaniyah. untuk mengetahui sejarah ketiga kerajaan islam tersebut bisa di klik disini, daulah mughaldaulah utsmaniyah
READ MORE - Daulah Safawiyah, Tiga Kerajaan Besar Islam Pasca Dinasti Abbasiyah (II) belajar komputer

Daulah Utsmaniyah, Tiga Kerajaan Besar Islam Pasca Dinasti Abbasiyah (I)



Adalah sebuah kesultanan yang terletak di Istanbul Turki. Daulah ini didirikan oleh Utsman bin Artogol dari Dinasti Turki Seljuk Rum yang memerdekakan diri pada abad 14 M. Dinasti ini merupakan salah satu dinasti turki Seljuk yang mempunyai kekusaan pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyyah. Kesultanan ini berhasil memimpin peradaban selama 6 abad lebih dengan kekuasaannya yang  meliputi Asia, Afrika, dan Eropa.
Masa kejayaan utsmaniyah berada pada masa kepemimpinan Sulaiman I (1520-1566), kejayaan ini tidak bisa lepas dari peranan daerah-daerah kekuasaannya. Hal ini ditandai dengan sistem ekonomi dan keilmuan  yang diadopsi dari bangsa Arab, norma dan etika diadopsi dari kebudayaan Persia, serta pemerintahan dan kemiliteran yang diadopsi dari Byzantium Romawi. Dalam pemerintahannya terbentuk Undang-undang yang disebutMultaqa al- Abhur dan kesatuan militernya disebut dengan Jenissari atau inkisyariah. Sayangnya daulah ini kurang memperhatikan bidang keilmuan yang mengakibatkan tidak adanya ilmuwan yang menonjol lahir dari Daulah Utsmaniyah.
Pada abad 20 M Dinasti Utsmaniyah hancur. Adapun kehancurannya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu luasnya wilayah, tidak cakapnya pemimpin,  lemahnya semangat prajurit Jenissari dan hasutan Dinasti Bani Mamalik dari Mesir yang berujung pada pemberontakan, serta bangkitnya bangsa Eropa yang diawali dari renainsance. Setelah daulah ini hancur dilanjutkan dengan Republik Turki (1924) yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Atarturk dengan mengadopsi system pemerintahan Barat dan menghapus kesultanan.
daulah utsmaniyah adalah salah satu kerajaan islam besar setelah dinasti abbasiyah, jumlah kerajaan islam setelah daulah abbasiyah sangatlah banyak. dan yang terbesar salah satunya adalah daulah utsmaniyah, selain itu adalah daulah mughal dan safawiyah. untuk mengetahui sejarah ketiga kerajaan islam tersebut bisa di klik disini, daulah mughal, daulah safawiyah
READ MORE - Daulah Utsmaniyah, Tiga Kerajaan Besar Islam Pasca Dinasti Abbasiyah (I) belajar komputer
Sunday, December 16, 2012

Teori Sosial Umat Islam Indonesia (Nusantara)


sebelum mengenal kebudayaan islam di indonesia yang sekarang, ada baiknya kita mengetahui umat islam di nusantara (jawa). dalam tulisan ini must wildan mau berbagi dengan keadaan sosial umat islam indonesia pada masa sebelum kemerdekaan, pra kemerdekaan dan setelah kemerdekaan. meskipun demikian teori ini juga masih berlaku untuk umat islam pada masa sekarang, yang katanya sudah orang neo atau apa ternyata juga gak beda dengan para pendahulunya.
Ketika masa penjajahan rakyat Indonesia telah digolongkan. Seperti halnya pendapat Clifford Geertz yang membagi Umat Islam di Jawa kepada tiga golongan yaitu Santri, abangan, dan priyayi. Adapun penjelasan ketiga golongan itu sebagai berikut.

1.      Santri
Istilah santri berasal dari Bahasa India, yang merupakan pusat agama Hindu adalah Sastri yang berarti orang yang mengetaahui isi dari kitab-kitab suci agama Hindu. Kata ini merupakan turunan dari akar kata Sastra yang berarti kitab suci. Jadi bisa dikatan santri adalah Ulama umat Hindu. Tetapi ketika santri dilekatkan kepada umat islam maka santri berubah menjadi orang yang menganut Islam dengan taat dan patuh.
Memang sebelum Islam datang ke tanah Jawa mayoritas penduduk Jawa beragama Hindu dan Budha. Namun ketika islam datang ke Jawa/Nusantara (untuk mengetahui awal masuknya islam di nusantara klik saja). tidak serta-merta dengan menghapus budaya jawa, yang memang merupakan ritual dari umat Agama Hindu dan Budha. Islam datang ke Jawa dengan tangan terbuka siapa saja boleh masuk ke dalamnya. Tidak sampai di sini, para penyebar islam di jawa juga tidak mengharamkan atau menghilangkan budaya yang ada. Para ulama berusaha menyatukan kebudayaan jawa yang memang didominasi ajaran hindu daan Budha dengan ajaran dan sariat Islam.
Dari segi sosial, kaum santri merupakan golongan ekonomi menengah di tanah jawa. Biasanya mereka adaalah para pedagang pribumi atau saudagar-saudagar dari tanah india. Mereka hidup layak dan juga dihormati oleh pemerintahan kolonial Belanda maupun Jepang. Kaum santri ditinjau dari segi religious merupakan umat islam yang mengetahui tentang islam dan menjalankannya dengan ikhlas tanpa adanaya keterpaksaan.
Dalam membahas peran santri dalam ranah kekuatan social politik di Indonesia,  sangat perlu kita meninjau zaman terakhir kekuasan penjajahan zaman Belanda yang ditandai oleh pertumbuhan kesadaran diri secara politik senbagai hasil perubahan-perubahan social dan ekonomi. Dampak pendidikan gaya barat serta gagasan-gagasan aliran pembaruan Islam dari Mesir. Zaman ini disebut dengan masa kebangkitan nasional yang dimulai pada pergantian abad.
Akibat datangnya pemikiran-pemikiran dari Mesir. Banyak tumbuh pergerakan-pergerakan politik yang dilakukan oleh kaum santri. Gerakan Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nadlatul Ulama adalah perhimpunan yang diprakarsai oleh kaum santri di tabah Jawa. Semua organisasi memimpikan kemerdekaan bagi tanah nusantara.
Pentingnya arti santri secara politis pada dasarnya berasal dari kenyataan bahwa dalam Islam, batas antara agama dan politik sangat tipis sekali. Islam merupakan Agama sekaligus sebagai pandangan hidup. Banyak kejadian yang tertulis di dalam sejarah membuktikan bahwa islam dan politik telah terjalin satu sama lain sejak proses pengislaman.
Dengan lahirnya organisasi agama ini, maka terlahirlah tokoh-tokoh islam yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seperti H.O.S. Tjokroaminoto, H. Agus Salim, K.H. Hasyim Asyari, K.H. Wachid Hasjim, K.H. Ahmad Dahlan, Nuhammad Natsir, Muhammad Hatta, dan lain sebagainya. Semua orang ini memperjuangkan kemerdekaan dengan menggunakan semangat Islam.
Di dalam memperjuangkan semangat kebangsaannya golongan santri membentuk partai-partai islam seperti Masjumi, Perti, SI, dan NU yang pada dasarnya merupakan organisasi sosial-religius.
2.      Abangan
Dari perspektif social mereka adalah golongan terbanyak yang ada di Indonesia. Adalah salah satu komunitas masyarakat yang ada di Jawa. Golongan ini terdiri dari orang-orang desa yang mata pencahariannya adalah bertani. Kaum ini merupakan yang terpinggirkan dari pemerintah. Mereka menjalankan islam tetapi islam yang telah mengalami senkritisasi. Seperti yang banyak dikatakan oleh ahli sosiologi adalah Islam Jawa. Mereka masih mempercayai roh-roh yang tinggal di benda keramat seperti keris dan akik. Tidak hanya keris dan akik pohon-pohon yang telah berumur sangat tua mereka agungkan.
Orang-orang abangan di Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka mendirikan perhimpunan Budi Utomo, Partai Komunis Indonesia, Taman Siswa, dan Partai Nasional Indonesia. Adapun tokoh-tokoh yang ada dalam organisasi-organisai ini adalah Dr. Tcipto Mangunkusumo, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Mohammad Roem, Ki Hadjar Dewantara, Ir. Soekarno, Semaun, dan masih banyak yang lain Mereka memperjuangkan rakyat-rakyat kecil seperti petani guna mencapai kemerdekaan dan hidup yang layak di tanah air sendiri.

3.      Priyayi
Golongan ini mencakup para anggota dinas administratif yaitu birokrasi pemerintah serta para cendekiawan yang berpendidikan akademis. Kedekatannya dengan pemerintah kolonial membuat mereka mendapatkan perlakuan yang lebih, tidak seperti halnya kaum santri dan Abangan. Hal ini terbukti dengan hanya diterimanya para kaum Priyayi ke dalam sekolahan Belanda pada waktu itu, baik menjadi murid ataupun sebagai pengurus sekolahan tersebut.
Komunitas ini tidak berperan ketika perang kemerdekaan dan revolusi. Hal ini disebabkan mereka adalah anak buah para kolonial Belanda maupun Jepang.


READ MORE - Teori Sosial Umat Islam Indonesia (Nusantara) belajar komputer