- Wahyu Al-Quran
Menurut etimologi, wahyu diderifasi dari akar kata awhaa-yuuhii-iiha-an yang artinya memberitahu sesuatu yang samar secara cepat. Adapun pengertian Al-Quran secara etimologi terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Dalam kitab Ulum Al-Quran wa al-Hadits disebutkan sedikitnya ada enam pendapat mengenai pengertian Al-Quran dari segi etimologi ini, yaitu :
- Imam Syafi’i berpendapat bahwa Al-Quran merupakan nama yang independent, tidak diderivasi dari kosakata apapun. Ia merupakan nama yang khusus digunakan untuk firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
- Menurut Imam al-Farra’ kata Al-Quran diderivasi dari kata benda qarain, bentuk jama’ dari qarinah yang mempunyai arti indikator. Disebut dengan Al-Quran karena sebagian ayatnya menyerupai sebagian ayat yang lain sehingga seakan-akan ia menjadi indikator bagi sebagian ayat yang lain tersebut.
- Imam al-Asy‘ari dan sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa kata Al-Quran diderivasi dari masdar qiran yang mempunyai arti bersamaan atau beriringan. Disebut dengan Al-Quran karena surat, ayat, dan huruf yang ada di dalamnya saling beriringan.
- Imam al-Zajjaj berpendapat bahwa kata Al-Quran diderivasi kata benda qur-u yang mempunyai arti kumpulan. Menurut beliau dinamakan dengan Al-Quran karena mengumpulkan intisari beberapa kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran.
- Menurut al-Lihyani, kata Al-Quran diderivasi dari fi’il qaraa yang mempunyai arti membaca. Oleh karena itu, kata Al-Quran merupakan bentuk masdar yang sinonim dengan kata qira'ah (pendapat yang terakhir ini merupakan pendapat yang paling kuat).
- Sebagian ulama mutaakhkhirin sependapat dengan pandangan yang menyatakan bahwa Al-Quran berasal dari kata kerja qara'a yang mempunyai arti mengumpulkan atau menghimpun dengan dalil firman Allah:
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ
Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”. (Q. S al-Qiyamah: 17).
Sedangkan Al-Quran secara terminologi adalah firman Allah yang berbahasa Arab, yang dapat melemahkan musuh (al-mu’jiz), diturunkan kepada Nabi Muhammad, ditulis di dalam mushaf, dan ditranformasikan secara tawatur serta membacanya termasuk ibadah.
2. Hadis Qudsi
Pengertian hadis adalah sebagaimana penjelasan di atas. Sedangkan kata qudsi yang dinisbahkan kepada al-quds secara etimologi berarti kebersihan dan kesucian. Dengan demikian, hadis qudsi adalah hadis yang dinisbahkan kepada Dzat yang Maha Suci, yaitu Allah swt. Secara terminologis pengertian hadis qudsi terdapat dua versi. (1) Hadis qudsi merupakan kalam Allah Swt (baik dalam substansi maupun struktur bahasanya), dan Nabi hanya sebagai orang yang menyampaikan. (2) Hadis qudsi adalah perkataan dari Nabi, sedangkan isi dari perkataan tersebut berasal dari Allah SWT. Maka dalam redaksinya sering memakai قال الله تعالى.
3. Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Quran dengan hadis qudsi adalah sebagai berikut :
- Al-Quran secara struktur dan substansi bahasanya berasal dari Allah. Hadis qudsi redaksi bahasanya berasal dari Nabi sedangkan substansi isinya berasal dari Allah.
- Redaksi yang digunakan oleh Nabi pada Al-Quran adalah Allah telah berfirman, sedangkan redaksi dalam hadis qudsi menggunakan kalimat; Allah telah meriwayatkan kepadaku.
- Al-Quran merupakan ibadah jika dibaca, sedangkan hadis qudsi tidak demikian.
- Al-Quran merupakan mu'jizat sedangkan hadis qudsi tidak.
- Al-Quran hanya diturunkan melalui perantara malaikat Jibril, sedangkan hadis qudsi bisa dengan melalui ilham maupun mimpi.
sedangkan Perbedaan antara hadis qudsi dengan hadis nabawi dapat dikatakan jika hadis qudsi ada kaitannya dengan Allah (ada nisbat) meskipun hanya dalam aspek bahasanya. Hal ini berbeda dengan hadis nabawi yang mana substansi maupun bahasanya berasal dari Nabi. Meskipun demikian bukan berarti apa yang dikatakan oleh Nabi merupakan sesuatu yang berasal dari nafsu belaka, akan tetapi mempunyai pengertian hadis nabawi dalam proses terungkapkannya oleh nabi tidak harus menunggu wahyu dari Allah.
keren ih.. sukses yah,aku juga bisa tahu sedikit tentang hadist
ReplyDelete